Perang Uni Soviet-Afghanistan

Perang Uni Soviet-Afghanistan

 
Perang Uni Soviet-Afghanistan -  Perang Uni Soviet-Afghanistan adalah peperangan yang terjadi pada Desember 1979-Februari 1989. Peperangan ini merupakan salah satu resiko yang ditimbulkan akibat adanya Perang Dingin yang terjadi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Uni Soviet berusaha untuk tetap mempertahankan pengaruh komunismenya di Afghanistan melalui Republik Demokratis Afghanistan. Sedangkan di sisi lain, Amerika Serikat secara tidak langsung mendorong para mujahidin Afghanistan untuk menumbangkan rezim komunis. Di bawah ini adalah sepenggal cerita tentang perang Uni Soviet-Afghanistan.

Latar Belakang Perang Uni Soviet-Afghanistan

Revolusi Saur telah berhasil menjatuhkan Raja Muhammad Zahir Syah yang berkuasa dari tahun 1933-1973. Keponakannya, Perdana Menteri Muhammad Daud Syah pun menghilangkan monarki Kerajaan Afghanistan dan menjadikannya bentuk republik. Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan, partai komunis di negara itu mengkudeta Perdana Menteri Muhammad Daud Syah dan membunuh semua keluarganya. 

Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan pun mendirikan Republik Demokratik Afghanistan dengan presidennya, Muhammad Taraki. Tapi, partai terpecah menjadi 2 fraksi, fraksi Khalq yang dipimpin oleh Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin dan fraksi Parcham yang dipimpin oleh Babrak Kamal. Makanya, pas awal pemerintahan Republik Demokratik Afghanistan banyak sekali pembunuhan terhadap anggota fraksi Parcham. Pada tahun 1978 para anggota mujahidin mulai melakukan pemberontakan di wilayah Nuristan, Afghanistan Timur. 

Perdana Menteri Hafizullah Amin yang mengkudeta Presiden Muhammad Taraki harus menghadapi dua hal yang rumit, pemberontakan fraksi Parcham dan pemberontakan Mujahidin. Akhirnya, Republik Demokratik Afghanistan meminta bantuan kepada Uni Soviet dan pada 24 Desember 1979, pasukan Uni Soviet menyerbu Afghanistan. Mujahidin pun meminta bantuan kepada CIA yang merupakan organisasi mata-mata Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat saat itu, Jimmy Carter menyatakan akan mendukung lawan dari rezim komunis manapun di dunia ini. 

Akibatnya hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet kembali memanas. Pada 1980, banyak negara Isalm seperti Arab Saudi dan negara anti-komunis seperti Inggris mulai mendukung mujahidin Afghanistan. Perang Soviet-Afghanistan merupakan bagian dari Perang Dingin, dan Perang Saudara Afghanistan.

Reaksi Dunia Terhadap Perang Uni Soviet-Afghanistan


Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menyatakan bahwa serbuan Uni Soviet adalah "ancaman paling serius sejak Perang Dunia II." Carter nantinya mengembargo pengiriman bahan keperluan seperti butir padi dan teknologi tinggi untuk Uni Soviet dari Amerika Serikat. Meningkatnya ketegangan, seperti kegelisahan di barat tentang pasukan Uni Soviet yang banyak sekali jumlahnya yang dekat dengan daerah yang kaya minyak di teluk, dan berhasil mengakhiri détente. Perang ini belum juga berakhir hingga sekarang tetapi, perang bagian I sudah berakhir ketika pasukan Uni Soviet mundur dari negara Afghanistan pada tanggal 15 Februari 1989.


Respon diplomatik internasional sangat hebat, dengan adanya Boikot Olimpiade Musim Panas tahun 1980 di Moskwa. Invasi, dengan kejadian yang lain, seperti revolusi di Iran dan sandera Amerika Serikat yang mengikutinya, Perang Iran-Irak, Israel menyerang Lebanon, meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India, dan berkembangnya teroris anti Barat di Timur Tengah, turut menyebabkan Timur Tengah menjadi daerah yang paling kacau dan bergolak selama tahun 1980.
 


Lebih baru Lebih lama