Sejarah VOC dari berdirinya hingga bubar

Sejarah VOC Dari Berdirinya Hingga Bubar


Sejarah VOC - VOC atau kependekan dari Vereenigde Oost-Indische Compagnie adalah Kongsi Dagang Belanda yang bertugas untuk melaksanakan aktivitas monopoli perdagangan yang ada di India Timur. Di bawah ini akan dijelaskan tentang sejarah terbentuknya VOC atau Kongsi Dagang Belanda yang didirikan sejak tahun 1602 dan eksis hingga tahun 1799.


Setelah kedatangan Cornelis de Houtman sampai di Pelabuhan Banten pada tahun 1596, maka pada tahun 1598 Compagnie Van Verre di Belanda memberangkatkan 8 buah kapal di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Wybrand van Warwijk yang membutuhkan waktu 7 bulan untuk sampai di Pelabuhan Banten. Keberhasilan dari pelayaran tersebut telah menjadi motivasi bagi berbagai perusahaan di Belanda untuk memberangkatkan armadanya ke Kepulauan Nusantara. Setidaknya terdapat 14 perusahaan Belanda yang telah memberangkatkan sebanyak 62 armadanya. 


Atas usul Johan Van Oldenbarnevelt dibentuklah sebuah perusahaan yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1602. Tujuan pembentukan VOC tidak lain adalah menghindarkan persaingan antar-pengusaha Belanda serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya.


Kepemimpinan VOC dipegang oleh dewan yang beranggotakan 17 orang yang berkedudukan di Amsterdam. Ketujuh belas dewan yang memimpin VOC ini disebut juga dengan Heeren Zeventien (Heeren XVII). Oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda, VOC diberi hak oktroi (octrooi/hak-hak istimewa). Hak Oktroi VOC antara lain sebagai berikut:

1. Dianggap sebagai wakil Pemerintah Kerajaan Belanda di Asia;

2. Melaksanakan monopoli perdagangan;

3. Mencetak dan mengedarkan uang sendiri;

4. Mengadakan perjanjian;

5. Melakukan perang dengan negara lain;

6. Menjalankan kekuasaan kehakiman;

7. Pemungutan pajak;

8. Memiliki angkatan perang sendiri; dan,

9. Mengadakan pemerintahan sendiri.

Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah jabatan seorang Gubernur Jenderal VOC Di bawah ini adalah Gubernur Jenderal VOC yang memiliki peranan penting:

1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon.

2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.

Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.

Bagaimana cara Belanda memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia? Berikut ini adalah cara yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan di Indonesia:

1. Melakukan pelayaran hongi (hongi tochten) untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.


2. Melakukan Ekstirpasi (Extirpatie) yaitu penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan.


3. Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte Leverantie.


4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten


Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tanaman tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh yang dilaksanakan di daerah Priangan.


Di dalam melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati pribumi. Sedangkan VOC mempercayai orang-orang Tionghoa untuk melakukan pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa tahun lamanya.

Pada pertengahan abad ke 18 VOC mulai mengalami kemunduran. Di bawah ini adalah faktor penyebab kemunduran VOC;

1. Banyak pegawai VOC yang curang dan melakukan korupsi;

2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan di Kepulauan Nusantara;

3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak dan gaji yang besar;

4. Pembayaran devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC mengalami kekurangan;

5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris melalui EIC (East India Company) dan Perancis (Compagnie francaise pour le commerce des Indes orientales).

6. Perubahan politik di negeri Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf pada tahun 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.


Berdasarkan faktor-faktor diatas VOC kemudian secara resmi dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan meninggalkan warisan hutang sebanyak 136,7 juta gulden. Sedangkan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Hindia-Belanda (Indonesia).

 

VOC dibubarkan dengan alasan :

a. Kesulitan keuangan karena korupsi, banyaknya biaya untuk menggaji pegawai, membayar deviden dan menghadapi peperangan di berbagai daerah

b. Menghadapi persaingan perusahaan dagang asing

c. Berdirinya Republik Bataaf yang menghendaki perdagangan bebas bukan monopoli

Demikianlah penjelasan tentang Sejarah Terbentuknya VOC hingga keruntuhannya pada tahun 1799. Semoga bermanfaat.

Itulah penjelasan singkat tentang sejarah terbentuknya VOC atau Kongsi Dagang Belanda......

 

Lebih baru Lebih lama